PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING) DALAM STUDI AGAMA DAN PANDANGAN DUNIA DI SEKOLAH NORWEGIA

Pada tahun 2020, Norwegia melakukan pembaruan total terhadap Kurikulum Nasional untuk pendidikan dasar, menengah, dan atas. Pembaruan tersebut mencakup pengenalan konsep-konsep baru seperti deep learning (pembelajaran mendalam) dan core elements (elemen inti) dalam pendidikan sekolah. Tulisan berikut akan membahas implikasi reformasi tersebut terhadap studi agama dan pandangan dunia di sekolah-sekolah Norwegia, serta mengeksplorasi kontinuitas dan perubahan yang terjadi dalam kurikulum tersebut.

Latar Belakang Pembaruan Kurikulum

Pembaruan Kurikulum Nasional Norwegia pada tahun 2020 tidak hanya mengubah struktur dan konten kurikulum, tetapi juga memperkenalkan pendekatan baru dalam pembelajaran. Salah satu konsep kunci yang diperkenalkan adalah deep learning, yang dalam konteks pendidikan Norwegia memiliki makna yang berbeda dari istilah yang sama dalam ilmu komputer. Di sini, deep learning merujuk pada pembelajaran yang mendalam dan bermakna, di mana siswa tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks baru dan mengembangkan pemahaman yang holistik.

Selain itu, kurikulum baru tersebut juga memperkenalkan tiga topik interdisipliner: Kesehatan dan Keterampilan Hidup, Demokrasi dan Kewarganegaraan, serta Pembangunan Berkelanjutan. Topik-topik tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dengan tantangan global yang dihadapi manusia saat ini, seperti perubahan iklim, pluralisme, dan globalisasi.

Studi Agama dan Pandangan Dunia dalam Kurikulum Norwegia

Studi agama dan pandangan dunia di sekolah-sekolah Norwegia telah mengalami berbagai perubahan sejak diperkenalkan sebagai mata pelajaran terpisah pada tahun 1997. Mata pelajaran tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai "Pengetahuan tentang Agama Kristen", diintegrasikan dengan pendidikan tentang pandangan dunia lainnya untuk menciptakan mata pelajaran yang lebih inklusif. Namun, meskipun telah ada upaya untuk membuat mata pelajaran tersebut lebih netral, kontroversi tetap muncul, terutama terkait dengan penekanan pada warisan budaya Kristen Norwegia.

Dalam kurikulum baru, studi agama dan pandangan dunia tetap menjadi mata pelajaran wajib, dengan porsi waktu yang signifikan dialokasikan untuk mempelajari agama Kristen. Hal tersebut didasarkan pada argumen bahwa mayoritas penduduk Norwegia masih menjadi anggota Gereja Norwegia, meskipun jumlahnya terus menurun. Selain itu, kurikulum baru juga secara eksplisit menyebutkan agama-agama lain seperti Islam, Buddha, Hindu, Sikh, dan pandangan dunia sekuler seperti humanisme.

Kontinuitas dan Perubahan dalam Kurikulum

Salah satu pertanyaan penelitian yang diajukan adalah: Apa saja kontinuitas dan perubahan yang ditemukan ketika membandingkan studi agama dan pandangan dunia dalam kurikulum lama dan baru?

Penulis berhipotesis bahwa kontinuitas dalam kurikulum berasal dari tradisi nasional Norwegia, sementara dorongan untuk perubahan terkait dengan perubahan sosial yang cepat, yang juga tercermin dalam perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Misalnya, meskipun kurikulum baru tetap mempertahankan penekanan pada agama Kristen sebagai bagian dari warisan budaya Norwegia, ada juga upaya untuk memperluas cakupan studi agama dan pandangan dunia agar lebih inklusif dan relevan dengan masyarakat yang semakin pluralistik.

Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Konsep deep learning dalam konteks pendidikan Norwegia berbeda dengan deep learning dalam ilmu komputer. Dalam pendidikan, deep learning merujuk pada proses pembelajaran di mana siswa tidak hanya menguasai fakta, tetapi juga mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada, serta menerapkannya dalam situasi yang berbeda. Pendekatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam dan kemampuan metakognitif siswa, sehingga mereka dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan kritis.

Dalam kurikulum baru, deep learning dijelaskan sebagai proses di mana siswa diberikan tugas dan kegiatan yang semakin kompleks, sehingga mereka dapat menguasai berbagai jenis tantangan dalam mata pelajaran tersebut, baik secara individu maupun dalam interaksi dengan orang lain. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan yang lebih luas, yaitu untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan yang tidak terduga.

Topik Interdisipliner dan Relevansi Pendidikan

Salah satu inovasi penting dalam kurikulum baru adalah pengenalan tiga topik interdisipliner: Kesehatan dan Keterampilan Hidup, Demokrasi dan Kewarganegaraan, serta Pembangunan Berkelanjutan. Topik-topik tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa pendidikan tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada pengembangan keterampilan hidup dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghadapi tantangan global.

Dalam konteks studi agama dan pandangan dunia, topik-topik tersebut memberikan peluang untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan etis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya, topik Kesehatan dan Keterampilan Hidup dapat digunakan untuk membahas bagaimana agama dan pandangan dunia memengaruhi pilihan gaya hidup dan nilai-nilai pribadi. Sementara itu, topik Demokrasi dan Kewarganegaraan dapat digunakan untuk membahas peran agama dalam proses demokratis dan bagaimana menghadapi perbedaan pandangan dalam masyarakat yang pluralistik.

Implikasi bagi Pendidikan Agama dan Pandangan Dunia

Pembaruan kurikulum tersebut membawa implikasi signifikan bagi pendidikan agama dan pandangan dunia di Norwegia.

Pertama, kurikulum baru menekankan pada relevansi dan kompetensi, bukan hanya pada penguasaan fakta-fakta tradisional. Hal tersebut berarti bahwa guru harus lebih kreatif dalam merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang agama dan pandangan dunia, serta mampu menerapkannya dalam konteks yang berbeda.

Kedua, pengenalan topik interdisipliner membuka peluang untuk kolaborasi antar mata pelajaran. Misalnya, studi agama dan pandangan dunia dapat bekerja sama dengan mata pelajaran sejarah atau ilmu sosial untuk membahas peran agama dalam proses perubahan sosial dan politik. Pendekatan tersebut tidak hanya memperkaya pembelajaran siswa, tetapi juga memperkuat relevansi mata pelajaran agama dan pandangan dunia dalam konteks pendidikan yang lebih luas.

Kesimpulan

Pembaruan Kurikulum Nasional Norwegia pada tahun 2020 membawa perubahan signifikan dalam pendidikan agama dan pandangan dunia. Meskipun ada kontinuitas dalam penekanan pada warisan budaya Kristen, kurikulum baru juga mencerminkan upaya untuk membuat pendidikan lebih inklusif dan relevan dengan tantangan global. Konsep deep learning dan topik interdisipliner memberikan kerangka baru untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam dan keterampilan hidup yang diperlukan di abad ke-21.

Dengan demikian, pendidikan agama dan pandangan dunia di Norwegia tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan tentang agama, tetapi juga untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang kritis, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Pembaruan ini menunjukkan bahwa pendidikan agama dan pandangan dunia tetap relevan dalam konteks masyarakat yang semakin pluralistik dan global.

Sumber:

Braten, O. M. H., & Skeie, G. (2020). ‘Deep Learning’ in Studies of Religion and Worldviews in Norwegian Schools? The Implications of the National Curriculum Renewal in 2020. https://www.mdpi.com/2077-1444/11/11/579.

Posting Komentar untuk "PEMBELAJARAN MENDALAM (DEEP LEARNING) DALAM STUDI AGAMA DAN PANDANGAN DUNIA DI SEKOLAH NORWEGIA"